Kamis, 27 November 2014

KONDISI LINGKUNGAN SUNGAI MUSI DIKOTA PALEMBANG

Artikel Ilmiah Populer






Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelahMedan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²[4] yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Kota ini akan diwacanakan akan menjadi ibukota Indonesia[5]. Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, KerajaanSriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur").
Jika kita membicarakan kota palembang tentunya kita tidak akan asing dengan sungai yang terkenal disana yaitu sungai musi.

Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatera SelatanIndonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.



Namun sungai musi tak sebersih dahulunya, sungai musi yang merupakan kebanggan sumsel terutama bagi wong palembang saat sudah tercemar polusi. Kondisi ini berdasarkan hasil penelitian badan lingkungan hidup (BLH) Provinsi sumsel.Pencemaan tersebut disebabkan limbah industri dan limbah domestik. Di Palembang, dari 10 titik pemantauan, 9 titik tercemar berat dan 1 titik tercemar ringan. Pencemaran semakin tinggi di tengah perkotaan, seperti Jembatan Jalan Angkatan 45, Jembatan Sekip Tengah, dan Jembatan Jalan Ali Gatmir 13 Ilir.
Unsur pencemar tertinggi adalah senyawa fosfat yang terdapat dalam sabun dan detergen yang digunakan masyarakat. Pencemar organik tertinggi adalah bakteri E coli yang berasal dari kotoran manusia. Hal ini karena masih tingginya aktivitas mandi, cuci, dan kakus, serta membuang sampah ke Sungai Musi.
Pencemaran juga berasal dari sedimentasi akibat pembukaan lahan dan pertambangan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi. Akibatnya, air menjadi keruh oleh lumpur dan pasir.


    Berikut upaya menanggulangi pencemaran sungai :

1.Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau            mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2.Tidak membuang sampah ke sungai.
3.Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4.Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5.Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar